PROBLEM SOLVING (MEMECAHKAN MASALAH)

(Disajikan untuk Materi LDK OSIS MTs. Darul Hikmah) Oleh : SITI ZAKIYAH, S.Ag, Pemateri LDK 2012 MEMECAHKAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) I. PENDAHULUAN • cara-cara seorang pemimpin memecahkan masalah secara efektif dan benar. Hidup itu mencari dan memecahkan masalah, demikian orang bijak berkata. Ini karena dalam setiap kehidupan pasti menghadapi ada masalah, namun bagaimana kita bisa memecahkan masalah itu dengan arif, efektjf dan efisien? Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Setiap pekerjaan baik di sektor pemerintahan, swasta maupun lainnya, selalu dihadapkan pada suatu masalah, baik besar atau kecil, ringan atau berat dan sulit maupun mudah. Hal ini perlu dipikirkan adalah bagaimana cara pemecahan masalah. Cara mengatasi masalah harus dilakukan sebaik mungkin, dengan membuat keputusan - keputusan. Bagi Pejabat/ Pimpinan, masalah yang dihadapi dan yang ingin akan dipecahkan semakin kompleks, karena selain ia sebagai pribadi yang mempunyai masalah pribadi, iapun mempunyai masalah kelompok yang ia pimpin. Kedua hal tersebut harus dipecahkan secara arif mungkin. Seorang pimpinan/pejabat yang efisien, tidak akan menunda-nunda untuk mengatasinya. Untuk membuat keputusan seketika ia harus mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalahnya dengan baik dan benar. Kemampuan untuk memecahkan masalah tersebut sebenarnya dapat dipe1ajari selain belajar dan pengalaman. II. MEMECAHKAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) cara memecahkan masalah terdiri 5 langkah sebagai berikut: 1. Mempelajari masalah, dengan mengidentifikasi kesulitan-kesulitannya. Seperti kita ketahui setiap kesulitan dapat menimbulkan masalah. Karena itu perlu diidentifikasi kesulitan-kesulitan tersebut. 2. Merumuskan masalah secara baik dan benar. Pada taraf ini hendaknya dicari dan ditentukan secara jelas apakah sebenarnya kesulitan yang menimbulkan masalah ini. 3. Mencari cara pemecahannya. Dalam hal ini ia harus mampu mencari cara-cara pemecahannya, dengan menggunakan pikirannya untuk menemukan berbagai kemungkinan yang dapat menyelesaikan kesulitan ini. 4. Memilih salah satu cara yang terbaik diantara berbagi kemungkinan. Dalam memilih hendaknya dipertimbangkan hal-hal yang berhubungan dengan kesanggupan untuk melaksanakan cara pemecahan yang di pilih. 5. Melaksanakan cara pemecahan masalah yang telah ditentukan. Jangan bertindak salah dalam pelaksanaannya dan pilih altenatif terbaik pemecahannya Bila hal ini terjadi maka sia-sialah anda karena bekerja tidak efisien. Bila cara pemecahan ini tidak memberikan hasil, cari alternatif lain. Cara untuk menentukan alternatif pemecahan masalah, dapat dilaksanakan dengan menjawab pokok pertanyaan sebagai berikut : 1. Dapatkah sesuatu hal, alat atau buah pikiran itu dipergunakan untuk kegunaan lainnya? 2. Dapatkah diadakan penyesuaian terhadap sesuatu hal atau buah pikiran? 3. Dapatkah sesuatu hal itu diubah? 4. Dapatkah hal itu ditambah? 5. Dapatkah hal itu dikurangi? 6. Dapatkah diganti? 7. Dapatkah sesuatu itu diatur kembali? 8. Dapatkah hal itu dibalik ? 9. Dapatkah sesuatu itu digabung? Jawaban pertanyaan tersebut disesuaikan dengan permasalahan dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Namun dalam kenyataannya temyata tidak semua masalah dalam pekerjaan dapat dipecahkan dengan pertanyaan Osbom. Karena itu dapat dicari dan dipergunakan cara-cara lain. Alternatif lain menurut Osbom adalah sebagai berikut: 1. Bila masalah banyak seginya, hendaklah dipecah menjadi persoalan - persoalan yang lebih kecil. Untuk memecahkan urutan tersebut harus berdasar: a. Menurut urutan waktu dan hal dalam masalah tersebut b. Menurut urutan pentingnya sesuatu hal c. Menurut urutan bergantungnya sesuatu hal pada hal lainnya. Setelah beberapa persoalan yang lebih sederhana disusun urutannya, baru dipecahkan satu persatu sesuai urutannya. Dalam beberapa hal, cara pemecahan yang kecil-kecil itu perlu diolah kembali sehingga menjadi kebulatan yang sempurna. 2. Dalam mempelajari masalah jangan hanya memperhatikan hal-hal yang tampak penting saja. Hendaknya dicari juga jawaban yang tampak remeh atau tidak menonjol yang ada kaitannya dengan pokok persoalan. Orang yang gemar memecahkan problem kebanyakan melakukan pada yang kelihatannya tidak penting. 3. Jangan menyampingkan cara-cara pemecahan yang tidak masuk akal yang muncul dalam pikiran kita. Banyak masalah yang mempunyai corak istimewa yang hanya bisa diselesaikan dengan cara-cara ganjil. Karena itu dalam mencari pemecahan bagi masalah yang sudah lama belum terpecahkan, hendaknya dipikirkan juga kemungkinan yang tidak lazim dilakukan. 4. Bacalah buku-buku untuk mendapatkan bahan-bahan pemikiran atau cara-cara pemecahan masalah. 5. Diskusikanlah masalah itu dengan orang-orang lain, misalnya kepada teman sejawat atau kepada bawahan. Mungkin saja orang lain tidak dapat memecahkannya, namun barangkali mereka dapat mengemukakan hal-hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan lebih lanjut. 6. Apabila semua ajalan tersebut sudah ditempuh tetapi belum memberikan hasil, mintalah petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Mengetahui. Sebagai umat beragama, bila kita menghadapi masalah yang terlalu sulit, mintalah petunjuk kepadaNya.Meminta bantuan pikiran bawah sadar Caranya masalah itu ditulis. Semua pertanyaan-pertarlyaan yang belum terjawab hendaknya dicatat. Demikian pula segi-segi lainnya dari masalah yang ditulis tersebut. Kalau ada pertimbangan-pertimbangan yang pro dan kontra tentang hal itu, hendaklah dirinci dalam dua kolom. Sete!ah itu jangan dipikirkan lagi masalah tersebut. Sebaiknya istirahatlah dengan tenang, bersenang-senang atau melakukan hal lainnya yang memungkinkan otak dapat beristirahat. Tampaknya otak tersebut tidak lagi bekerja giat, tetapi secara tidak disadari pikiran itu bekerja terus. lnilah yang dimaksudkan dengan memakai pikiran bawah sadar. Apabila waktunya sudah datang, sekonyong-konyong jawaban atas masalah itu akan muncul dalam pikiran. Pemecahan masalah dengan cara ini tidak dapat ditentukan jangka waktunya. Bekerjanya pikiran dibawah sadar kadang - kadang lambat, lama dan kadang dapat berlaku hanya sebentar. III. KEPUTUSAN DALAM PEMECAHAN MASALAH Dalam membuat keputusan dalam pemecahan masalah, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: l. Membuat keputusan hendaklah berdasarkan keterangan yang nyata. Jangan lah kenyataan ini diputarbalikan. Bila keterangan yang nyata itu telah jelas, cepatlah buat keputusan. 2. Pertimbangkan semua perasaan Ketika akan membuat keputusan sekecil apapun, hendaklah mempertimbangkan segi positif dan negatifnya. Keputusan yang penting yang terjadi dalam hidup kita, dapat dikendalikan oleh kebutuhan-kebutuhan yang paling dalam dari sifat-sifat kita. 3. Pertimbangkan memilih waktu secara bijaksana Memilih waktu yang tepat, sangat menentukan keberhasilan dalam menentukan keputusan. Pemilihan waktu yang tepat dapat mengendalikan kapan boleh membuat keputusan dan kapan pula tidak membuat keputusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seseorang dalam keadan kalut cenderung membuat keputusan yang salah. Karena itu janganlah membuat keputusan di saat kalut, sedih, murung, gelisah atau marah. Sebaiknya buatlah keputusan dalam keadaan yang cerah, gembira, riang atau senang. 4. Janganlah membuat kesimpulan terlalu banyak. Dalam membuat kesimpulan batasi kepada hal-hal yang penting dan yang paling menonjol. 5 . Komunikasikan keputusan yang dibuat ke segala saluran. Kecakapan berkomunikasi memainkan peranan yang penting didalam membuat keputusan. Semua pendapat, konsepsi atau pesan hendaknya disampaikan secara jelas di antara orang-orang yang terlibat dalam mengatasi masalah. Termasuk didalamnya orang-orang yang mencari informasi, pembuat keputusan itu sendiri atau orang-orang yang akan menjalankan keputusan tersebut. 6. Buatlah keputusan secara fleksibel. Janganlah membuat keputusan yang terlalu kaku sehingga kemungkinan penyesuaian pada keadaan atau perkembangan keadaan menjadi sulit. Roosevelt seorang ahli dalam pengambilan keputusan mengatakan : “Kita harus mengerjakan lebih baik apa yang kita ketahui sekarang, jika sesuatu hal tidak dapat dicari jalan keluarnya, maka kita akan menyesuaikannnya sambil berjalan”.Ikutilah secara terus menerus keputusan yang telah dibuat. Jika anda tidak mau gagal dalam melaksanakan keputusan, maka lakukan persiapan. Demikian juga agar keputusan yang telah diambil tidak gagal pelaksanaannya, maka persiapan harus dilakukan dengan memonitor atau mengikuti secara terus menerus perkembangannya. 7. Punyailah keberanian. Setelah semua langkah untuk mengatasi kesulitan telah dilakukan, maka tantangan-tantangan pasti akan muncul. Maka disinilah diperlukan adanya keberanian untuk menghadapinya. Apalagi bila keputusan yang dibuat sebagian besar banyak yang menentangnya. Suara mayoritas memberikan ketidak setujuannya. Rosevelt mengatakan: ‘Seseorang dengan keberanian akan membuatnya menjadi mayoritas”. Ini berarti bahwa berbekal keberanian yang dipunyai oleh seseorang, maka ia akan mampu menguasai dan mendapat dukungan mayoritas. IV. JENIS - JENIS KONFLIK Konflik merupakan adanya suatu proses yang terjadi karena ketidaksesuian dan kesepakatan yang antara kedua pendapat yang tidak sepadan (berbeda sudut pandang) baik itu positif maupun negatif. Perbedaan pendapat tidak selalu berarti berbeda keinginan,karna pada dasarnya konflik bersumber dari keinginan, dan tidak semuanya pendapat yang berbeda itu dinamakan konflik. Adapun jenis-jenis konflik antara lain : • konflik intrapersonal • konflik interpersonal • konflik antar individu dan kelompok • konflik antar kelompok • konflik antar organisasi 1.Konflik Intrapersonal Yaitu konflik dengan dirinya sendiri , di sumberkan karena seseorang memiliki dua keinginan yang ingin di penuhi dalam waktu sama dan tak mungkin terpenuhi sekaligus. ya kita lihat di jaman sekarng ini orang ingin memiliki kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing. 2.Konflik Interpersonal Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. 3.Konflik antar Individu dan Kelompok Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka. 4.Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja – manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok. 5.Konflik antara organisasi Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien. V. P E N U T U P • KESIMPULAN Dengan memperhatikan deskripsi di atas Masalah tidak selalu di hindari , karna tidak selalu masalah yang mengandung negatif, dengan cara mengatasi masalah dan menanggulangi dengan keinginan dan perundingan antara kedua belah pihak maka kita dapat mengatasi masalah yang terjadi , atau dengan adanya musyawarah. Konflik tidak selalu merugikan, konflik bukan harus di hindari tapi dihadapi dengan mendengarkan apa keluhan, masalah yang menyebabkan konflik dan kita pasti punya solusi untuk mengatasi, apabila konflik di hindari lambat laun pasti akan muncul masalah yang sama, lebih baik di atasi akan lebih menguntungkan kedua belah pihak dengan keputusan yang adil dan bijaksana. • SARAN Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan bebas maka seyogyanya segala urusan dan masalah kita pasrahkan kepada Allah Swt. By : QQ

JADWAL LDKS OSIS 2012/2013


KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN ORGANISASI

(Disajikan untuk Materi LDK OSIS MTs. Darul Hikmah)
Oleh : Zainal Abidin, S.Ag, Pembina Kesiswaan

Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.

Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut :

1.       Kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan atau pengikut.
2.       Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara   
 para pemimpin dan anggota kelompok.
3.          Selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut, pemimpin dapat  
 juga mempergunakan pengaruh.

Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetap tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup kepemimpinan, tetapi juga mencakup fungsifungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.

Tujuan Kepemimpinan

Tujuan kepemimpinan merupakan kerangka ideal / filosofis yang dapat memberikan pedoman bagi setiap kegiatan pemimpin, sekaligus menjadi patokan yang harus dicapai. Sehingga tujuan kepemimpinan agar setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang inginkan secara efektif dan efisien.

Fungsi kepemimpinan
Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan dua fungsi utama ;

(1)         fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (“task-related”) atau pemecahan masalah, dan
(2)         fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (“group-maintenance”) atau sosial.

Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar- persetujuan dengan kelompok lain, pnengahan perberdaan pendapat, dan sebagainya.

Dimensi Moral Kepemimpinan

Akhlak seorang m,uslim adalah tidak mengejar kepemimpinan untuk dirinya. Tidak merebut kepemimpinan dari orang yang layak memiliki kepemimpinan itu. Apabila diberi tanggungjawab kepemimpinan, sementara dia lemah dan sanggup memikul, hendaknya dia menolak tanggungjawab itu. Kecuali, pabila dia yang harus memegangnya maka dia wajib melaksanakannya. Bila menghindar berarti berdosa, dan bila dia melaksanakan kewajiban itu dia mendapat pahala. Nash-nash berikut ini menjelaskan hal tersebut di atas :
·     Jangan meminta dan jangan memberikan amanah kepada orang yang berambisi / meminta dijadikan pemimpin.
Dari Abu Hurairah, rasulullah Saw bersabda “ Sesungguhnya kalian akan berambisi memperoleh kepemimpinan dan itu akan menjadi penyesalan nanti pada hari kiamat. Alangkahnya bahagianya orang yang terus menyusui (melaksanakan tugasnya) dan alangkah buruknya orang yang menyapinya (melalaikan tugasnya) “ (H.R Bukhari & Nasai)
·          Jangan menolak bila diberi amanah / kepercayaan
Dari Abu Dzar katanya “Aku masuk menemui Nabi bersama-sama dengan dua orang anak, pamanku, satu diantaranya” Wahai Abu Dzar Sesungguhnya kammu lemah dan tugas itu amanah dan (dapat mengakibatkan) kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat. Kecuali bagi orang yang mengambil dengan benar dan melaksanakan amanah yang diberikan kepada” (H.R. Muslim)

Kepemimpinan yang Efektif

·    Menciptakan wawasan untuk masa depan dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang organisasi.
·         Mengembangkan strategi yang rasional untuk menuju ke arah wawasan tersebut.
·         Memperoleh dukungan dari pusat kekuasaan dan seluruh anggota.
·         Memberi motivasi yang kuat kepada kelompok inti dan seluruh anggota untuk mencpai tujuan organisasi.

Ciri-ciri Pemimpin Islam
·           Setia ; pemimpin dan orang yang dipimpinnya terkait kesetiaan kepada Allah
·           Tujuan Islam secara menyeluruh
·           Berpegang pada syariat dan Akhlak Islam
·           Pengemban amanat / bertanggungjawab.

Prinsip Dasar Operasional Kepemimpinan Islam
·           Musyawarah
·           Adil
·           Kebebasan berfikir

Karakter Kepemimpinan Islam
·    Tahu kemana harus diarahkan, kuasai waktu dan jangan biarkan waktu mengontrol anda dengan menjadikan setiap saat bekerja untuk Islam.
·      Mengarah pada hasil yang kongkrit, memusatkan perhatian diri pada hasil, ketimbang pada pekerjaannya itu sendiri.
·     Membangun kekuatan bukan kelemahan, termasuk diri anda dan para sahabat anda, akui kelebihan orang lain tanpa merasa kedudukan anda terancam.
·    Memusatkan perhatian pada beberapa bidang utama, dimana kerja keras secara terus menerus yang akan memberikan hasil yang cemerlang.
·      Bertawakal kepada Allah dengan meletakkan cita-cita yang tinggi, jangan batasi diri anda    pada persoalan yang mudah dan aman.


Sifat “mutu” yang harus dimiliki pemimpin
·           Akhlak yang baik
·           Memiliki daya imajinasi
·           Berfikir menurut fungsinya
·           Mampu bersikap adil kepada semua
·           Memiliki banyak minat
·           Bersikap sebagai pendidik
·           Memiliki emosional yang matang
·           Bersikap sebagai perencana
·           Mampu menghormati diri dan orang lain
·           Teguh, tegas, mampu mengorganisir dengan rapi
·           Bersemangat, energik, bersifat sebagai pelatih
·           Ekspresif (berbicara dan menulis)
·           Logis, berpikir selalu tajam dan selalu siap
·           Bertanggungjawab, kreatif dan pekerja keras
·           Setia kepada semua kepentingan



MANAJEMEN DAN ORGANISASI

       Pengertian Manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Atau lebih jelasnya manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentuakn, menginterpretasikan, dan pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling).

Pola Umum Manajemen

·         Manajemen pada dasarnya adalah alat atau sarana daripada administrasi;
·   Sebagai alat administrasi fungsi manajemen adalah menggerakkan unsur statik daripada      administrasi yaitu organisasi ;
·   Dalam fungsinya menggerakkan organisasi, manajemen merupakan suatu proses dinamika yang meliputi fungsi planning, organizing, actuating dan lain-lain ;
·         Proses manajemen selalu diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu ;
·   Dalam mencapai tujuan tersebut manajer sebagai pelaksana manajemen menggunakan berbagai unsur yang tersedia dalam organisasi ;
·    Penggunaan unsur-unsur manajemen tersebut selalu dilaksanakan dengan seefisien mungkin berdasarkan prinsip-prinsip manajemen.

Pengertian   Organisasi

Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terkait dalam hubungan formal dalam rangkaian hirarki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Dari beberapa pengertian di atas ada tiga unsur yang menonjol dan perlu diperhatikan, yakni :
·       Bahwa organisasi bukanlah tujuan, mulainkan hanya alat untuk mencapai tujuan atau alat untuk melaksanakan tugas pokok. Berhubungan dengan itu susunan organisasi haruslah selalu disesuaikan dengan perkembangan tujuan atau perkembangan tugas pokok.
·   Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terikat dalam hubungan formal.
·   Dalam organisasi selalu terdapat rangkaian hirarki, artinya dalam suatu organisasi selalu terdapat apa yang dinamakan atasan dan apa yang dinamakan bawahan.

Fungsi-Fungsi Organisasi :
·           Mengatur tugas dan kegiatan kerjasama sebaik-baiknya ;
·           Mencegah kelambatan-kelambatan kerja serta kesulitan yang dihadapi ;
·           Mencegah kesimpangan kerja ;
·           Menentukan pedoman-pedoman kerja.


Keuntungan-keuntungan Organisasi :
Organisasi yang baik memberikan keuntungan sebagai berikut :
·           Setiap orang akan mengerti tugasnya masing-masing ;
·           Memperjelas hubungan kerja para anggota organisasi ;
·           Terdapat koordinasi yang tepat antar unit kerja ;
·           Menggunakan tenaga kerja sesuai dengan kemampuan dan minat ;
·           Agar kegiatan administrasi dan manajemen dapat dilakuakn secara efektif dan efisien.

Unsur-unsur Organisasi :
Pada hakikatnya organisasi terbentuk dari sekelompok orang, kerjasama dan tujuan bersama.

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN, MANAJEMEN DAN ORGANISASI

Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan, yang mana untuk mencapai tujuan tersebut memerlukan manajemen untuk mengatur orang-orang tersebut, yang mana manajemen tidak akan berhasil apabila tidak ada pemimpin di dalamnya dan seorang pemimpin pun harus memiliki ilmu kepemimpinan, jadi antara Kepemimpinan, manajemen dan organisasi merupakan suatu sistem yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak dapat terpisahkan.